LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU
TANAH
ACARA VI
PENGENALAN PROFIL
TANAH
Semester :
Genap 2011/2012
Disusun oleh :
Nama : AKBAR RIZKI
NIM : A1C011019
Rombongan : 9
Kelompok : 3
Asisten :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB
I . PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N,
P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Kemas A.H., 2007)
Tiap
jenis tanah dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat – sifat
fisis maupun kimianya. Pada teori ini tanah memiliki horizon – horizon sebagai
akibat berlangsungnya evolusi genetis didalam tanah. Profil tanah ialah
penampang vertical tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan
induk dibawah tanah. Solum tanah adalah penampang tanah dimulai dari horizon A
hingga horizon B. terdapatnya horizon – horizon pada tanah – tanah yang
memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu
umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan profil tanah (Nurhajati Hakim).
Horison
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses
pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah
tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
Profil dari
tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison,
horison-horison tersebut diantara lain yaitu :
1.
Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman
(Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini
ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison
organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2.
Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga
berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum
terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih
menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan
organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang
mengalami pencucian.
3.
Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga
kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa
(seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4.
Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari
horison diatasnya.
5.
Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk
atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.
Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat ditembus
akar tanaman.
B. Tujuan
Untuk
mengetahui profil tanah atau lahan disuatu daerah.
BAB II. METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Acara VI. Pengenalan Profil Tanah ini
antara lain Bor tanah, abney level (clinometer)
untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot,
kertas label, meteran, buku Munsell Soil Color Chart, Kantong Plastik, Spidol,
buku pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan H2O2
3%, larutan HCL 10%, larutan αα-dipridil dalam 1N NH4Oac neteral,
akuades dan lahan pengamatan.
B. Prosedur Kerja
1. Tempat pembuatan profil dipilih, sebelumnya dilakukan pengeboran (boring) ditempat-tempat sekitar profil
yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1meter, yang
berguna supaya tercapai keseragaman.
2. Lubang yang telah digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah
dengan ukuran panjang 2m, lebar 1,5m. Didepan bidang pengamatan profil dibuat
tangga (trap) ke bawah untuk
memudahkan pengamatan.
C. Pengamatan
Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil, diukur dari lapisan
atas sampai bawah. Penarikan batas horison atau lapisan tanah dapt ditentukan
dengan melihat pebedaan warna atau menusuk-nusuk piasu ke dalam tanah dengan
tekanan tetap untuk meraskan perbedaan kekerasannya. Selanjutnya dilakukan
penetapan horison-horison dan penncatatan pada daftar isian profil.
Dalam pengamatan tebal horison perlu diamati :
1. Keselasan yang dibedakan atas :
a = Abrupt (nyata) jika tebalnya <2,5 cm
c = Clear (jelas), batas peralihannya 2,50-6,25 cm
g = Gradual (berangsur), batas peralihannya 6,25- 12,5 cm
d = Diffuse (baur), batas peralihannya >12,5 cm
2. Topografi batas horison yang dibedakan atas :
s = smooth (rata), batasnya lurus teratur
w = wavy (berombak), berbentuk kantong, lebar > dalam
i = irregular (tidak teratur), berbentuk kantong, lebar < dalam
b = broken (terputus), batas horison tidak dapat disambung
Setelah
masing-masing horison diketahui batasnya, masing-masing lapisan diamati; warna,
tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman, bentukan istimewa
seperti konkresi, horison penciri, dan sebagainya.
Selain
ciri-ciri morfologi profil, perlu juga dicatat faktor-faktor sekeliling yaitu
relief, lereng (posisi, bentuk), bentuk wilayah, ketinggian tempat, bahan
induk, drainase (kelas), permeabilitas, bentuk erosi, vegetasi, iklim, curah
hujan, permukaan air tanah, usaha tani, keadaan batu, dan sebagainya.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
DESKRIPSI PROFIL
Pemeta
: kel 2
No lapang : 1 (Satu)
Tanggal
: 3 MEI 2012
|
Seri : -
Fase : -
|
Tanda satuan peta
tanah : -
|
|
Lembaran
: -
Peta
: -
Photo
udara : -
Propinsi
:
Jawa tengah
Kabupaten
: Banyumas
kecamatan : Purwokerto Utara
Desa/kel
: Grendeng
Ketinggian tempat : 98m dpl
|
Fisiografi
: Aluvial
Bahan Induk
: Batuan Sedimen
Formasi geologi : -
|
||
RELIEF
Makro : sekitar
mata memandang
Mikro : sejauh
mata memandang
|
|||
Cuaca
: panas
Iklim
: tropis
Tipe (kopen) :
Curah hujan :
Bulan kering :
|
LERENG
Tunggal : lurus Ganda : -
Bentuk : cembung Panjang :250-700m
Arah : timur Letak : -
Kemiringan
: 8%
DRAENASE
Permukaan :
Kedalaman ait tanah : + 2,5
m
Permeabilitas : sedang - cepat
|
||
Vegetasi : bukan asli
|
BATUAN
Di permukaan : 2-3 % dari
penampang
Dilapisan
ke : - % dari penampangan
|
||
EROSI
Jenis
erosi
:
Tingkatan
:
Usaha pencegahan : -
|
PENGGUNAAN TANAH
Lamanya
: -
Tanaman utama : rumput,belukas,alang-alang
|
||
Kemampuan wilayah :
Posisi penampang
bagan (gambar)
U
B T
S
|
Sumber air : hujan
|
Data Pengamatan Profil Tanah
Nomer lapisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Dalam lapisan
|
5-20 cm
|
20-24 cm
|
24-49 cm
|
49-61 cm
|
Simbol lapisan
|
L1
|
L2
|
L3
|
L4
|
Batas lapisan
|
Baur
|
Jelas
|
Baur
|
Baur
|
Batas topografi
|
-
|
-
|
-
|
Terputus-putus
|
Warna tanah
|
10 YR 3/6
Dark Yellowish
|
10 YR 2/2
Very Dark
Brown
|
|
Dark brown
|
Tekstur tanah
|
Sendilum Liat berdebu melekat
|
Sendilerum liat berdebu melekat
|
Sendilum lempung berdebu melekat
|
Sendilum liat berdebu melekat
|
Kandungan bahan kasar –kasar (fragmen)
|
|
|
|
|
Mn
|
Mn
|
Mn
|
Mn
|
|
Struktur tanah
|
Ukuran Sedang ,1-2 mm derajat cukupan
|
Ukuran kasar,5-10mm Derajat cukupan
|
Ukuran
Sedang2-5mm, derajat cukupan
|
Ukuran sedang
2-5mm,Derajat lemah
|
konsistensi
|
Tidak lekat ,gembur,lunak
|
Lekat,gembur
,lunak
|
agak lekat gembur,lunak
|
Tidak lekat tidak plastis,sangagt teguh
dan lunak
|
karatan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
pH tanah (lapang)
|
5
|
5
|
6
|
5
|
Reaksi
terhadap HCL
|
berbuih
|
berbuih
|
berbuih
|
berbuih
|
perakaran
|
halus
|
banyak
|
Sedang
|
sedikit
|
epipedon
|
|
|||
Horison
penciri bawah
|
Cambric
|
|||
padas
|
Petrocalcic
|
B. Pembahasan
Profil
tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai
dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan
organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid
(Wahyuaskari, 2011).
Cara- cara pembuatan profil tanah ada 3 yaitu :
a. Boring yaitu
membuat lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor
mesin dengan kedalaman ± 120 cm
b. Minipit yaitu mengambil sampel tanah dengan kedalaman ±150 – 180 cm
c. Profil yaitu
sama dengan minipit namun lebih baik dengan kedalaman ±150 – 180 cm.
Praktikum
kali ini Pembuatan profil tanah dilakukan sebagai berikut :
1.
Tanah yang telah digali atau di bor sebelumnya
diamati, kemudian ambil tanah tersebut yang berbeda jarak horisonnya. Kemudian
susun dan letakkan diatas Koran dari horizon atas hingga bawah.
2.
Setelah itu amati juga ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas,dan iklim
3.
Satu persatu
horizon tanah diamati menggunakan buku Munsell Soil Color Chart kemudian
hasilnya dicatat hasilnya dalam daftar isian profil.
4.
Tanah dipotong sebagian / sedikit untuk melihat
struktur tanah dan kemudian hasilnya dicatat.
5.
Tanah
diambil lagi sebagian / sedikit dan
dipijit dalam keadaan basah yang telah diberikan air untuk menentukan
konsistensinya kemudian hasilnya dicatat.
6.
Tanah diambil lagi sebagian / sedikit kemudian potongan tersebut dimasukkan kedalam botol
semprot yang telah berisi akuades kemudian diamkan selama 15 menit, lalu PHnya
diukur menggunakan PH saku. Hasilnya dicatat.
7.
Tanah dipotong
lagi sebagian / sedikit kemudian ditetesi yang pertama menggunakan HCl dan
diamati yang terjadi. Tanah dipotong lagi sebagian / sedikit lalu yan kedua
ditetesi menggunakan larutan H2O2 dan diamati yang terjadi serta hasilnya
dicatat.
Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N,
P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Kemas A.H., 2007).
Horison
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses
pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah
tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
Sifat morfologi tanah adalah sifat – sifat tanah yang
dapat diamati dan dipelajari dilapang, (Sarwono, 2011).
Pengenalan profil tanah secara lengkap
meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal
mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta
kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk
tanah, maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat
besar (Foth,1999).
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara
horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap
horizon itu haruslah diperi secara lengkap. (Poerwidodo, 1991)
pH
tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen di dalam tanah. Makin
tinggi kadar ion di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila kandungan H+
sama dengan OH maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH =
7 (Hardjowigeno, 2010)
Pada praktikum pengenalan profil tanah dilakukan
di daerahn Grendeng, kecamatan Purwokerto Kabupaten Banyumas dan berletak di
propinsi Jawa Tengah. Mempunyai ketinggian tempat pengamatan 98 m dpl,
kemiringan 5%, dan lereng
sepanjang 250-700 m. Daerah Grendeng adalah daerah dimana kampus
Pertanian Universitas Jenderal Soedirman ( UNSOED ) . Wilayah grendeng berada
di bawah gunung Slamet, fisiografinya vulkan sehingga pada saat dilakukan
pengamatan terdapat bahan induknya yaitu Batuan sedimen .
Berdasarkan praktikum yang sudah
dilakukan didapatkan n 4 lapisan yaitu
lapisan satu dengan simbol L1 , lapisan
2 dengan simbol L2, lapisan 3 dengsn simbol L3, dan lapisan 4 dengan simbol L4 .
1.
Lapisan 1
Batas
Lapisan 1 yaitu baur mempunyai warna tanah 10 YR 3/6 Dark
Yellowish, tekstur tanahnya Sendilum Liat berdebu melekat dan memiliki Kandungan bahan kasar Mn . struktur tanahnya yaitu Ukuran Sedang ,1-2 mm derajat
cukupan. Serta konsistensi pada kondisi
basah Tidak lekat , kondisi lembab gembur, dan pada kondisi kering lunak
lapisan 1 memiliki PH tanah 5 dan berbuih ketika di reaksikan dengan HCL serta
perakarannya halus dengan horison
penciri bawah cambric dan padas petrocalcic.
2. Lapisan
2
Batas Lapisan 2 yaitu jelas
mempunyai warna tanah10 YR 2/2Very Dark Brown ,
tekstur tanahnya Sendilerum liat berdebu melekat dan memiliki Kandungan bahan kasar Mn . struktur tanahnya yaitu Ukuran kasar,5-10mm Derajat
cukupan. Serta konsistensi pada kondisi
basah lekat , kondisi lembab gembur, dan
pada kondisi kering lunak lapisan 2 memiliki PH tanah 5 dan berbuih ketika di
reaksikan dengan HCL serta perakarannya banyak dengan horison penciri bawah cambric dan padas
petrocalcic.
3. Lapisan
3
Batas Lapisan 3 yaitu baur , tekstur tanahnya Sendilum
lempung berdebu melekat dan memiliki
Kandungan bahan kasar Mn . struktur
tanahnya yaitu Ukuran Sedang2-5mm, derajat cukupan. Serta konsistensi pada kondisi basah agak lekat , kondisi lembab gembur, dan pada
kondisi kering lunak lapisan 3 memiliki PH tanah 6 dan berbuih ketika di
reaksikan dengan HCL serta perakarannya sedang dengan
horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic.
4. Lapisan
4
Batas Lapisan 4 yaitu baur dan
topografi terputus-putus. mempunyai warna
tanah
Dark Brown ,
tekstur tanahnya Sendilum liat berdebu melekat dan memiliki Kandungan bahan kasar Mn . struktur tanahnya yaitu Ukuran sedang 2-5mm,Derajat
lemah . Serta konsistensi pada kondisi
tidak lekat dan tidak plastis , kondisi lembab teguh, dan pada kondisi
kering lunak lapisan 4 memiliki PH tanah 5 dan berbuih ketika di reaksikan dengan
HCL serta perakarannya sedikit dengan
horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic.
Dalam
bidang pertanian profil tanah ini bermanfaat dalam mengetahui kondisi tanah atau
suatu lahan disuatu daerah serta Untuk
mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O - A) dan solum tanah
(O – A – E – B) agar proses pertanian dapat menghasilkan hasil yang baik.
BAB
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1.
. Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat
lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan
keadaan tanah dan keperluan penelitian
2. Tiap – tiap lapisan pada profil
tanah berbeda, mulai dari warna ; tekstur ; struktur ; konsistensi ; pH tanah
dll.
3. Untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam
tanah digunakan larutan H2O2 dan akan ditandai dengan
keluarnya buih dari dalam tanah.
4. Selain itu, ada juga larutan HCL
yang digunakan untuk mengetahui kandungan kapur dari dalam tanah, sama halnya
dengan H2O2 ditandai dengan keluarnya buih dari dalam
tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Foth, Henry D. 1998.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas
A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt.
Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit
Akademika Pressindo. Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah.
Rajawali. Jakarta.
Wahyuaskari. 2011. PROFIL TANAH.